PANCASILA DALAM SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
https://id.pinterest.com/pin/852798879432608223/
I.
Masa Awal Kehidupan
Peradaban awal manusia purba di
Indonesia diobagi dalam dua zaman, yaitu:
Ø ZAMAN BATU
1.
Pada zaman Batu Tua (Palaeotikum) alat-alat dibuat dari batu kasar yang
tidak diasah dan dihaluskan. Alat-alat dari batu kasar pada zaman batu tua ini
adalah chopper / kapak genggam. Kehidupan masyarakat pada zaman batu tua
masih sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka sangat bergantung pada alam. Oleh
karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Tempat yang ditinggali adalah
daerah yang subur dan banyak menyediakan bahan makanan.
2. Kebudayaan Batu Tengah (Mesolitikum) alat-alat masih sama
dengan zaman batu tua, yaitu berbentuk kasar, tidak diasah, dan tidak
dihaluskan . Alat-alat yang dihasilkan
pada zaman ini antara lain pebble
(kapak genggam, sejenis chopper pada masa Palaeotikum) dan hacle courte (kapak pendek).
3.
Pada zaman batu Muda (Neolitikum) alat alat dibuat dari batu yang sudah
diasah atau dihaluskan. Selain itu, pembuatan alat-alat ini sudah mulai
memperhatikan nilai seninya. Alat-alat dari batu pada zaman batu muda ini
adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
4.
Pada zaman Batu Besar
(Megalitikum), banyak bangunan yang dibuat dari batu-batu yang besar.
Bangunan-bangunan pada zaman batu besar ini, antara lain menhir, dolmen,
punden berundak, peti kubur (sarcopagus), kubur batu dan arca-arca.
Ø ZAMAN LOGAM
1. Zaman Tembaga adalah zaman ketika manusia menggunakan tembaga sebagai
bahan untuk membuat alat-alat untuk kebutuhan hidupnya
2. Zaman Perunggu adalah zaman manusia membuat alat-alat dengan menggunakan
perunggu, alat-alatnya antara lain adalah kapak corong, nekara, dan moko
3. Zaman Besi adalah zaman manusia
membuat suatu alat dengan
terlebih dahulu melebur besi dari bijihnya kemudia menuangkan ke dalam
“cetakan” menjadi alat-alat yang hendak dibuat, alat-alat yang dibuat antara
lain mata kapak dan mata tombak.
Ø Berdasarkan temuan artefak dan fosil manusia yang beragam mulai dari;
1.
Pithecanthropus Erectus
2.
Pithecanthropus Robustus
3.
Homo Soloensis
4.
Homo Wajakensis
5.
Homo Mojokertensis
6.
Homo Sapiens
Menjelaskan bahwa nilai-nilai kehidupan sudah mengacu
kepada nilai yang selanjutnya menjadi indikator nilai Pancasila. Inti nilai
kehidupan masyarakat Indonesia pada masa ini sudah mencerminkan adanya hakekat
nilai Pancasila meliputi:
1.
Nilai
Religi
Kehidupan religi manusia awal ini
mulai nampak pada masa peradaban zaman batu muda (Neolithikum). Keyakinan terhadap kekuatan di luar -manusia ini
menjelaskan bahwa pada waktu itu sudah mengenal adanya pemujaan yang disebut
sebagai animisme dan dinamisme sebagai wujud religious behaivor.
Aktivitas religi juga mulai nampak pada saat upacara dari ritual upacara,
yang masih nampak pada masa kini yaitu;
- Ritual mendatangkan hujan
- Upacara penguburan jenazah
- Pemujaan roh leluhur, dsb
2.
Nilai
Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan nampak pada perilaku penghargaan
terhadap anggota masyarakatnya yang meninggal melalui ritual upacara mulai
penguburan sampai pemujaan arwah. Nilai kemanusiaan juga nampak dalam kehidupan sosial
dengan adanya interaksi dan komunikasi sosial yang dapat ditemui dari beberapa
artefaknya, seperti sistem barter dan
juga hidup nomaden.
3.
Nilai Persatuan
Nilai persatuan nampak dalam pola pemenuhan kebutuhan hidupnya yang sudah
terpola seperti adanya pembagian kerja yaitu:
1. Kaum pria mencari makanan
2. Kaum wanita menetap di gua dan membuat alat rumah tangga serta menjaga
anak-anak
Kesatuan ini
berkembang ketika mereka mulai mengenal bahsa sebagai alat komunikasi.
4.
Nilai
Demokrasi/Pancasila
Kehidupan organisasi awal nampak dengan terbentuknya desa
komunal dan kehidupan bercocok tanam (food production). Sistem barter untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing desa komunal didasarkan pada kesepakatan dan musyawarah
sesuai pemenuhan kebutuhan hidup utama (subsisten). Perkembangan
perkampungan sehingga terbentuknya sosok pemimpin memiliki konsekuensi religio-magis
dalam tatanan masyarakat sederhana yang berfungsi sebagai pemimpin di
bidang sosial, politik, dan keagamaan.
5.
Nilai
Keadilan
Kehidupan desa komunal membawa
konsekuensi pada pola kehidupan untuk saling melengkapi disebut sebagai pola gotong
royong. Pola baru ini secara tidak langsung membawa perubahan dalam
kehidupan bermasyarakat pada saat itu dan berhasil membebaskan ego diri untuk
saling melengkapi dan memenuhi kebutuhan hidup suatu masyarakat.
II.
Masa Kerajaan Tradisional Awal
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia mulai berkembang
ketika ada pengaruh asing masuk ke Indonesia. Masuknya pengaruh asing tidak lepas dari posisi strategis
Indonesia yang berada di jalur perdagangan zaman kuno, yaitu India dan Cina. Jalinan hubungan dagang dengan India lambat laun
melahirkan penetrasi budaya. Keberhasilan penetrasi budaya itu
nampak dari keberadaan berbagai kerajaan di Nusantara baik yang bercorak Hindu
maupun bercorak Budha. Para ahli sejarah percaya bahwa hubungan dagang Nusantara
dengan India lebih dahulu berkembang dibandingkan hubungan dagang dengan Cina. Hal ini terbukti dari sumber-sumber seperti kitab Ramayana
telah menyebut nama-nama seperti Yawadipa dan Swarnadipa, yang
mengacu pada Pulau Jawa dan Pulau Sumatra.
III.
Masa Kerajaan Nasional
Masa kejayaan kerajaan
Nusantara mulai dari kerajaan besar seperti Sriwijaya dan Majapahit menjadi
bukti bahwa perjalanan bangsa Indonesia ( Nusantara ) memiliki kedudukan
penting. Zaman Majapahit abad ke-14, makna pancasila pada masa itu lebih
dikenal sebagai Pancasila Krama yang memiliki 5 elemen dasar pembangunan
karakter bangsa yaitu ;
1.
Tidak boleh melakukan kekerasan
2.
Tidak boleh mencuri
3.
Tidak boleh berjiwa dengki
4.
Tidak boleh berbohong
5.
Tidak mabuk minuman keras
v Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya dikenal
sebagai kerajaan bahari karena masyarakatnya hidup dari pelayaran dan
perdagangan. Nilai – Nilai Pancasila pada Kerajaan Sriwijaya;
a. Nilai Religi : Abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya telah dikenal sebagai pusat
pendidikan agama Buddha Mahayana. dan Sriwijaya menjadi pusat perkembangan
agama Buddha Mahayana terpenting di Asia Tenggara dan Asia Timur.
b. Nilai Kemanusiaan : Ajaran Buddha tidak mengenal sistem asta. Ajaran ini
diarahkan dalam kebijakan Sriwijaya untuk memperbaiki dan mengembangkan
kemakmuran melalui kerjasama dibidang politik, ekonomi, dan keagamaan.
c. Nilai Persatuan : Prasasti Telaga Batu memberi bukti bahwa tata tertib
negara berisi ancaman dan pelanggaran, Prasasti Kota Kapur menunjukan perluasan
wilayah setelah situasi Sriwijaya aman dan sejahtera, dan prasasti lainya.
d. Nilai Demokratis/Kemusyawaratan : Semua permasalahan diputuskan
secara musyawarah melalui Dewan Nagari. Dan Dewan Nagari menjadi wadah politik
untuk memberikan nasehat kepada penguasa kerajaan.
e. Nilai Keadilan : Sriwijaya berusaha memajukan kehidupan masyarakatnya
melalui jalur niaga dan maritim yang bersifat insulair, inter insulair, dan
internasional.
v Kerajaan Majapahit
Kerajaan
Majapahit dibangun oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 dengan di Trowulan.
Anaknya, Jayanagara menggantikan kedudukannya sebagai raja tahun 1309-1328.
selama masa itu juga mengalami rangkaian pemberontakan. Ketika Jayanagara
digantikam oleh adik perempuannya Bhre Kahuripan dengan gelar
Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddhani, Majapahit mulai memasuki masa
kejayaannya. Nilai – Nilai Pancasila pada Kerajaan Majapahit;
a. Nilai Religi : Kehidupan keagamaan masa kerajaan Majapahit mengutamakan
sikap toleransi tinggi. Hal ini terbukti bahwa pada masa kerajaan Majapahit
berkembang 3 ajaran agama besar yaitu Hidhu-Budha dan Islam.
b. Nilai Kemanusiaan : Tata masyarakat Majapahit berdasarkan Hinduisme yaitu
pembagian anggota masyarakat ke dalam empat golongan/kasta, yaitu Brahmana,
Ksatria, Waisya, dan Sudra.Ada juga tiga golongan kebawah, yaitu Candala, Mleccha,
Tuccha.
c. Nilai Persatuan : Nilai persatuan diawali saat Raden Wijaya meminta
bantuan perlindungan kepada Arya Wiraraja untuk membuka hutan tarik.Kebersamaan
orang-orang Tumapel dan masyarakat Madura bersatu dengan balatentara Tartar
dari Cina-Mongol untuk menyerbu Jayakatwang.
d. Nilai Demokratis/Musyawarah : Struktur pemerintahan Majapahit
dikelompokkan ke dalam empat badan, yaitu (1) raja dan kerabat raja, (2) dewan
penasehat raja, (3) dewan menteri, (4) para gubenur provinsi. Salah satu keistimewaan
Majapahit adalah memberikan hak otonomi daerah pada setiap desa untuk mengatur
kehidupan banjar/desa masing-masing.
e. Nilai Keadilan : Upaya keadilan dan kesejahteraan sosial mulai dibangun
melalui pengembangan ekonomi berbasis pertanian dan perdagangan. Dan Upaya
mensejahterakan ekonomi masyarakat berbasis keunggulan daerah sudah dipikirkan
dengan menjalin hubungan dagang di berbagai kalangan.
IV.
Masa
Pergerakan Nasional
Diawali dengan kebijakan politik etis yang di cetuskan oleh Cornad Theodore
van Deventer dalam sebuah artikel dalam majalah de Gids dengan judul "Een
Eereschuld" atau "hutang kehormatan". Van Deventer
menuliskan bahwa cucuran keringat air mata dan penderitaan Indonesia yang
banyak membantu pemerintah kerajaan belanda untuk memperbaiki keuangan negara,
menurutnya utang budi itu harus dibayar dengan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui tiga program politik etis, yaitu irigasi, transmigrasi, dan
edukasi.
Jadi Kesimpulannya Indonesia
memiliki kisah perjalanan sejarah yang panjang dan kita bisa melihat dari bukti
– bukti peninggalan dari kisah tersebut. Dan hal yang paling penting adalah
nilai – nilai Pancasila juga sudah ada bahkan terjadi pada saat terdahulu, maka
dapat disimpulkan nilai – nilai Pancasila sangat penting dan tepat untuk
dijadikan dasar negara bangsa Indonesia.

Apakah menurut anda sejarah perjuangan Bangsa Indonesia masih relevan jika digunakan sebagai pelajaran dalam melakukan suatu hal? Karena seperti kita tahu terdapat banyak perbedaan antara Indonesia yang dulu dan sekarang. Contohnya, pada zaman dahulu, masyarakat belum terlalu kompleks dalam hal perbedaan pemikiran, tetapi, dikarenakan teknologi yang berkembang, pemikiran satu individu dengan individu lain akan sangat berbeda yang memungkinkan timbulnya konflik. Terima kasih
BalasHapusTerimakasih atas pertanyaan anda, menurut saya sejarah perjuangan Indonesia tetap harus diperkenalkan dan dipelajari dalam materi pembelajaran untuk generasi penerus bangsa Indonesia karena untuk mengetahui kisah sejarah para Pahlawan untuk tanah air tercinta dan meningkatkan rasa nasionalisme. Untuk relevan tidaknya, pasti ada jalan untuk mengahdapinya buktinya para pahlawan terdahulu yang memiliki pendapat berbeda beda tetap bisa menyatu. Terimakasih. Salam Pancasila.
Hapus